Berita & Artikel


It’s Your Ship: Kepemimpinan dengan Rasa Memiliki, Arah yang Tepat, dan Pengambilan Keputusan yang Bijak

Its-Your-Ship

Oktober 2-2025

Oleh: Dhania Puspa

Kepemimpinan adalah seni sekaligus ilmu. Di satu sisi, seorang pemimpin harus mampu menginspirasi dan menggerakkan orang lain. Di sisi lain, ia juga harus mampu membuat keputusan yang strategis, rasional, dan berdampak besar bagi organisasi. Tantangan ini semakin relevan di era perubahan cepat, di mana kepemimpinan tidak lagi hanya soal jabatan, tetapi soal tanggung jawab untuk membawa kapal organisasi menuju arah yang benar.

Buku “It’s Your Ship” karya Captain D. Michael Abrashoff memberi kita pelajaran berharga: kepemimpinan terbaik lahir ketika pemimpin mampu menciptakan rasa memiliki, memberikan arah yang jelas, dan mendorong pengambilan keputusan yang tepat. Filosofi ini bukan hanya berlaku di kapal perang, tetapi juga sangat relevan untuk dunia bisnis, organisasi, dan kehidupan profesional masa kini.

1. Sense of Ownership: Menjadikan Organisasi Sebagai Milik Bersama

Salah satu hambatan terbesar dalam kepemimpinan adalah ketika orang-orang hanya bekerja karena kewajiban, bukan karena keterikatan emosional terhadap tujuan organisasi. Mereka datang, bekerja, lalu pulang, tanpa ada ikatan lebih dalam terhadap hasil yang dicapai.

Inilah mengapa sense of ownership menjadi fondasi utama dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin yang baik bukan hanya memimpin dengan instruksi, melainkan menumbuhkan kesadaran bahwa setiap orang dalam tim memiliki peran penting dan hak untuk merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Mengapa sense of ownership penting?

  • Ia menciptakan tanggung jawab personal. Orang yang merasa memiliki tidak akan membiarkan pekerjaannya asal-asalan.
  • Ia memicu kreativitas. Ownership membuat orang berani memberi ide, bukan sekadar mengikuti perintah.
  • • Ia membangun loyalitas. Orang akan lebih sulit meninggalkan sesuatu yang mereka anggap “miliknya.”

Bagaimana pemimpin menumbuhkan ownership?

  • Dengan memberi ruang partisipasi dalam keputusan, sekecil apapun itu.
  • Dengan menghargai kontribusi individu, sehingga orang merasa kerja mereka berdampak.
  • Dengan menjelaskan keterhubungan setiap tugas dengan tujuan besar organisasi.

Ketika ownership tercipta, pemimpin tidak lagi sendirian. Seluruh tim berubah menjadi penggerak yang berorientasi pada hasil. Organisasi menjadi lebih adaptif, dinamis, dan bersemangat untuk mencapai target bersama.

2. Right Direction: Arah yang Jelas untuk Menavigasi Masa Depan

Banyak organisasi yang sebenarnya memiliki orang-orang hebat, namun gagal mencapai potensi maksimal karena tidak punya arah yang jelas. Sama seperti kapal tanpa kompas, organisasi bisa saja bergerak, tetapi tidak tahu ke mana harus pergi.

Di sinilah pentingnya peran pemimpin dalam memberikan right direction. Kepemimpinan bukan sekadar mengelola hari ini, tetapi juga merancang masa depan. Arah yang jelas memberi makna pada setiap tindakan, membuat tim paham mengapa mereka melakukan sesuatu, dan memastikan energi organisasi tidak terbuang percuma.

Apa yang dimaksud dengan arah yang benar?

  • Sebuah visi yang terhubung dengan realitas, bukan sekadar slogan kosong.
  • Sebuah strategi yang menghubungkan tujuan jangka panjang dengan tindakan sehari-hari.
  • Prioritas yang membantu tim memahami hal-hal yang paling penting.

Tugas pemimpin dalam memberikan arah:

  • Menjadi “penerjemah visi” yang mampu menjelaskan tujuan besar dengan bahasa yang bisa dipahami semua orang.
  • Memastikan setiap langkah yang diambil tim sejalan dengan strategi utama organisasi.
  • Menjadi pengingat konsisten agar organisasi tidak keluar jalur meski menghadapi tekanan atau perubahan situasi.

Arah yang jelas membuat organisasi lebih stabil di tengah ketidakpastian. Anggota tim tidak lagi hanya bekerja untuk menyelesaikan tugas, tetapi mereka mengerti bagaimana pekerjaan itu berkontribusi pada gambaran besar.

3. Decision Making: Membuat Keputusan dengan Fakta, Data, dan Akal Sehat

Pengambilan keputusan adalah ujian sejati bagi setiap pemimpin. Tidak jarang keputusan yang salah membuat organisasi kehilangan arah, kehilangan kepercayaan, bahkan kehilangan kesempatan emas. Sebaliknya, keputusan yang tepat mampu membuka jalan menuju pertumbuhan dan keberhasilan.

Prinsip Abrashoff sederhana namun kuat: buatlah keputusan dengan fakta, data, dan common sense.

Mengapa pendekatan ini efektif?

  • Fakta dan data mencegah pemimpin membuat keputusan berdasarkan asumsi semata.
  • Common sense menjaga agar keputusan tetap realistis dan dapat dijalankan.
  • Kombinasi keduanya memastikan keputusan tidak hanya logis di atas kertas, tetapi juga masuk akal dalam praktik.

Steps for wise decision-making:

  1. Kumpulkan informasi yang relevan, jangan biarkan diri terburu-buru.
  2. Dengar perspektif dari orang yang paling dekat dengan masalah.
  3. Analisis risiko dan peluang secara obyektif.
  4. Gunakan intuisi untuk mengisi ruang yang tidak dapat dijawab data sepenuhnya.
  5. Ambil keputusan, komunikasikan dengan jelas, dan bertanggung jawab atas hasilnya.

Pemimpin yang baik tidak takut salah, tetapi juga tidak gegabah. Ia tahu bahwa pengambilan keputusan adalah kombinasi antara ilmu dan seni: memanfaatkan data, namun tetap berpijak pada kebijaksanaan praktis.

Integrasi Tiga Pilar Kepemimpinan

Ketiga pilar ini—sense of ownership, right direction, dan decision making—tidak berdiri sendiri. Mereka saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain.

  • Ownership menciptakan keterlibatan.
  • Direction memastikan keterlibatan itu bergerak ke arah yang benar.
  • Decision making memastikan setiap langkah konkret sesuai dengan tujuan.

Tanpa ownership, tim akan pasif. Tanpa arah, energi akan terbuang. Tanpa keputusan yang tepat, strategi tidak akan pernah diwujudkan.

Pemimpin sejati adalah mereka yang mampu meramu ketiganya dalam praktik sehari-hari.

“It’s Your Ship” mengingatkan kita bahwa kepemimpinan bukan hanya soal posisi, melainkan soal bagaimana kita membuat orang merasa memiliki, memberi arah yang jelas, dan berani mengambil keputusan yang bijak.

Organisasi yang berhasil bukanlah organisasi dengan pemimpin paling pintar, melainkan organisasi yang dipenuhi individu-individu yang merasa terlibat, bergerak bersama menuju tujuan yang jelas, dan didukung oleh keputusan-keputusan yang rasional dan masuk akal.

Dengan menerapkan filosofi ini, setiap pemimpin dapat mengubah “kapalnya” menjadi yang terbaik di kelasnya.

Apakah Anda siap membawa filosofi “It’s Your Ship” ke dalam organisasi Anda?
Qando Qoaching menghadirkan program training kepemimpinan yang membantu pemimpin dan tim membangun rasa memiliki, memperkuat arah strategis, serta meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan berbasis data dan akal sehat.

👉 Kunjungi https://campsite.bio/qqgroup dan ikuti update terbaru di media sosial kami.

Bersama, kita melangkah menuju Indonesia Hebat!

id_ID