Human Capital dalam Sejarah

By: Tony Chen, M.M

Editor: Dhania Puspa Purbasari

Konsep tentang investasi sumber daya manusia (human capital investment) yang menunjang pertumbuhan ekonomi (economic growth), telah ada sejak jaman Adam Smith (1776), Heinrich Von Thunen (1875) dan para teoritisi klasik lainnya sebelum abad ke-19 yang menekankan pentingnya investasi keterampilan manusia.

Konsep sumber daya manusia telah mengalami evolusi yang signifikan sepanjang sejarah. Istilah ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an oleh ekonom Gary Becker dan Theodore Schultz, yang mendefinisikannya sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki individu yang dapat digunakan untuk menciptakan nilai ekonomi.

Human capital merupakan stock dari kemampuan dan pengetahuan produktif yang terdapat pada masyarakat. Namun, gagasan keterampilan dan pengetahuan individu menjadi aset berharga bagi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi sudah ada sejak lama. Di kota Athena Yunani kuno, misalnya, pendidikan sangat dihargai dan dianggap sebagai bagian integral dari kewarganegaraan. Selama periode Pencerahan di Eropa, sumber daya manusia dipandang penting untuk kemajuan masyarakat dan individu.

Konsep human capital muncul karena adanya pergeseran peranan sumber daya manusia. Human capital muncul dari pemikiran bahwa manusia merupakan intangible asset yang memiliki banyak kelebihan yaitu:

  1. Kemampuan manusia apabila digunakan dan disebarkan tidak akan berkurang melainkan bertambah baik bagi individu yang bersangkutan maupun bagi organisasi.
  2. Manusia mampu mengubah data menjadi informasi yang bermakna.
  3. Manusia mampu berbagi intelegensi dengan pihak lain

Signifikansi historis sumber daya manusia terkait dengan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. Akumulasi pengetahuan dan keterampilan dapat meningkatkan produktivitas dan potensi penghasilan individu, sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Pembentukan sumber daya manusia, melalui pendidikan dan pelatihan, memungkinkan individu menjadi lebih siap untuk beradaptasi dengan perubahan ekonomi dan kemajuan teknologi.

Terlepas dari manfaatnya yang dirasakan, sumber daya manusia telah dikritik karena potensinya untuk melanggengkan ketimpangan pendapatan dan elitisme. Beberapa berpendapat bahwa itu terlalu menekankan pada pendidikan dan mengabaikan faktor-faktor seperti hambatan sosial dan ekonomi yang dapat membatasi kemampuan individu untuk memperoleh sumber daya manusia. Lainnya juga menunjukkan bahwa konsep tersebut tidak memperhitungkan kompetensi sosial dan emosional yang juga berharga di tempat kerja.

Secara keseluruhan, sejarah sumber daya manusia menyoroti pemahaman yang berkembang tentang pentingnya keterampilan dan pengetahuan dalam pertumbuhan ekonomi. Meskipun menghadapi kritik, konsep tersebut tetap relevan saat ini dalam diskusi seputar pengembangan tenaga kerja dan kebijakan ekonomi.

Jangan lupa cek daftar layanan kami di https://campsite.bio/indonesiahebat jika Anda ingin mendapatkan pelatihan, bimbingan pengembangan diri maupun konsultasi untuk bisnis keluarga Anda. https://campsite.bio/indonesiahebat to get personal development guidance or consultation about Human Resource Management and Human Capital of your company or institution. 

Pantau juga media sosial kami untuk informasi menarik lainnya. Mari bersama kita melangkah menuju Indonesia hebat! Mari bersama kita melangkah menuju Indonesia hebat!

id_ID