News & Article


Kiat Menjaga Kepercayaan

Kepercayaan adalah landasan dari setiap hubungan yang sehat, produktif, dan menguntungkan. Jika Anda sudah mendapatkan kepercayaan, jangan sia-siakan kepercayaan mereka. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Namun, mempertahankan sebuah kepercayaan bukanlah sesuatu yang mudah. Kepercayaan yang telah lama terbangun bisa tiba – tiba hilang dalam seketika. Bagaimanakah cara untuk mendapatkan sekaligus menjaga kepercayaan dari orang lain? Simak beberapa langkah dalam membangun dan mempertahankan kepercayaan berikut ini yang diambil dari How to Win Friends and Influence People dari Dale Carnegie.

1.   Menghindari argumen

Berdebat dengan orang lain jarang sekali membuahkan hasil. Biasanya,perdebatan justru berakhir dengan salah satu pihak semakin yakin dengan kebenarannya.

Tidak peduli betapa ekspresif ataupun persuasifnya orang yang gemar dalam beradu argumen, pada akhirnya pesan tersebut tidak akan tersampaikan karena orang lain justru akan cenderung menghindari orang tersebut.

2. Jangan pernah mengatakan “kau salah”

Tidak perlu menunjukkan kesalahan yang dilakukan orang lain. Hal itu tidak akan membuat kita disukai. Memberitahu orang – orang bahwa mereka salah hanya akan membuat orang memusuhi kita. Hanya sedikit orang yang mampu menanggapi dengan logis saat diberitahu bahwa mereka salah. Mulailah sebuah topik percakapan dengan benak yang kosong, seakan – akan kita tidak mengetahui topik pembicaraan tersebut. Dengan mengambil pendekatan yang lebih rendah hati dan jujur, mengakui kemungkinan bahwa kita tidak mengetahui seluruh fakta dan mungkin kita bukanlah satu-satunya yang benar akan menuntun keterbukaan yang membuat orang lain merasa lebih nyaman dan menumbuhkan kepercayaan untuk menceritakan segala sesuatu yang sebenarnya menjadi akar permasalahan yang sedang ia hadapi dari sudut pandang yang berbeda.

3. Akui kesalahan dengan cepat & sungguh – sungguh

Salah satu alasan mengapa kita begitu sulit untuk mengakui kesalahan adalah terkadang kita melupakan esensi yang terkandung dari permintaan maaf secara langsung itu sendiri. Yaitu pernyataan bahwa kita sungguh – sungguh peduli dengan orang – orang yang tersakiti oleh kita, bahwa kita merasa rendah diri,

dan kita ingin meluruskan permasalahan yang terjadi. Pada dasarnya, orang akan lebih bersedia memaafkan mereka yang mau mengakui kesalahannya. Jika kita menarik diri dan bersikap mengambang menanggapi kesalahan kita, sikap tersebut tidak akan melegakan diri dari rasa bersalah dan keinginan untuk membela diri serta merubah keadaan. Ada semacam kepuasan ketika kita memiliki keberanian untuk mengakui kesalahan.

4.  Awali dengan sikap ramah

Keramahan mendapatkan keramahan. Kita cenderung setuju dengan orang lain atau melihat hal – hal dari perspektifnya saat kita memiliki perasaan yang akrab dengannya. Luangkan sedikit waktu untuk menanyakan kehidupan atau situasi pekerjaan orang lain atau menciptakan sebuah hubungan dengan orang tersebut melalui minat yang sama. Jika kita mengawali percakapan dengan ramah, kita akan lebih mungkin mendapatkanhasil positif yang kita cari. Terlebih jika orang yang kita ajak interaksi tersebut sedang mengalami masalah. Mendapatkan teman selalu dimulai dengan sikap yang ramah.

5.  Akses afinitas

Dalam komunikasi kita harus menawarkan terlebih dahulu apa yang mereka inginkan. Hanya dengan begitu, kita berada dalam level kepercayaan yang memperbolehkan kita untuk percaya diri dan menawarkan bantuan kepada orang lain. Menetapkan kesamaan atau afinitas sedari awal akan mempermudah dan memperbesar kemungkinan menjalin kepercayaan dengan orang lain.

6.  Biarkan orang lain mendapatkan pengakuan

Menyerahkan pengakuan kepada orang lain untuk sebuah penghargaan tidak lahir dari aktivitas untuk mencari perhatian. Akan tetapi, hal itu merupakan suatu bentuk untuk kepercayaan diri yang luar biasa sehingga kita dapat menjadi manusia yang jauh lebih baik saat orang – orang di sekitar kita tahu mereka memegang peranan penting tidak hanya di dalam kesuksesan bersama tetapi juga di dalam kesuksesan pribadi kita. Kesuksesan kita sepadan dengan jumlah orang yang ingin menyaksikan kita sukses.

7.  Terlibat secara empatik

Empati adalah kekuatan yang tidak terelakkan dari pendekatan berdasarkan kemurahan hati dan pengertian. Saat kita meluangkan waktu untuk melihat dari perspektif orang lain, kita akan bersimpati kepada perasaan dan gagasannya. Kita akan mempu untuk secara tulus memahami perasaan orang tersebut dan merasakan hal yang ia rasakan ketika kita berada di posisinya.

8. Gugah sifat mulia

Kita semua ingin menjadi orang yang berarti bagi orang lain. Menggugah sifat baik di dalam diri orang – orang akan meningkatkan kepercayaan dirinya dan membuat dirinya merasa lebih berharga. Agar dapat memiliki hubungan yang sejati dengan orang lain, kita harus memuliakan martabatnya. Dengan demikian, kita juga memuliakan martabat kita sendiri.

9. Berbagi perjalanan

Manusia tidak ingin diperlakukan sebagai komoditas, lebih dari itu, mereka tidak ingin kehidupan mereka dipandang sebagai kehidupan biasa. Manusia ingin merasa penting, dan cara terbaik untuk menunjukkannya adalah dengan berbagi cerita dengan mereka, serta memperbolehkan mereka untuk berbagi kisah perjalanan hebat mereka. Saat “perjalanan Anda” menjadi “perjalanan Kita”, kita akan sama – sama tertarik untuk melihat ke mana perjalanan itu mengarah bersama – sama.

10. Berikan tantangan

Semua orang menghadapi tantangan dalam hidupnya, tidak penting seperti apa tantangan itu, yang penting adalah bagaimana cara kita menghadapinya. Carilah sebuah kesamaan yang bisa mendorong sebuah kompetisi yang bisa memiliki arti lebih dari sekedar mencapai garis akhir, tetapi juga menawarkan pertemanan yang bertahan lama dan menggabungkan pengaruh untuk perubahan yang positif. Jika ada seseorang yang ingin kita bantu untuk berubah, berikan sebuah tantangan yang melibatkan kita juga karena saat bersaing kita akan berusaha untuk menang, dan kemenangan itulah yang dapat membuat kita merasa sukses dan penting.(Dikutip dari Wingsofravenclaw.wordpress.com)

en_US