Mengendalikan Pikiran Bawah Sadar

Alkisah pada zaman kekaisaran Cina kuno, hiduplah seorang peramal terkenal yang mampu meramal kehidupan seseorang di masa mendatang. Peramal ini begitu hebatnya, hingga hampir setiap ramalan yang dibuatnya menjadi kenyataan. Suatu ketika, datanglah dua orang ibu muda secara bersamaan dan masing-masing membawa bayi mereka untuk diramalkan nasibnya di kemudian hari. Bayi dari ibu pertama diramal akan menjadi kaisar, sedangkan bayi dari ibu yang kedua diramal akan menjadi pengemis ketika dewasa nanti. Pulanglah kedua ibu tadi kerumah masing-masing.

Ibu pertama sangat senang dan bangga karena kelak anaknya akan menjadi seorang kaisar. Oleh karena itu, setiap bertemu dengan orang lain ia menceritakan nasib anaknya kelak. Waktu pun berlalu, dari kecil sampai dewasa ibu ini memanjakan anaknya, apa pun yang diinginkan anaknya selalu diberikan. Bahkan, ia merasa tidak perlu menyekolahkan anaknya, karena toh nantinya akan menjadi orang yang paling penting di kerajaan. Namun, lain halnya dengan ibu yang kedua. Ibu ini sangat bersedih karena kelak anaknya akan menjadi seorang pengemis. Ia mengurung dirinya dan mendidik anaknya dengan keras dan disiplin ketat.

Ibu ini bertekad agar anaknya kelak tidak menjadi pengemis seperti kata sang peramal. Setiap hari anaknya diberikan pelajaran yang baik dan disiplin yang tinggi. Singkat cerita, ketika kedua anak ini tumbuh dewasa, kenyataan menjadi terbalik. Oleh karena sering dimanja dan tidak pernah susah dalam hidupnya, anak yang diramal menjadi kaisar akhirnya menjadi pengemis, sedangkan anak yang ditempa dengan keras oleh ibunya dan dididik dengan disiplin tinggi akhirnya menjadi kaisar.

Itulah kekuatan subconscious mind (pikiran bawah sadar) kita. Dengan informasi yang diberikan kepadanya, keyakinan akan tumbuh dan melekat kuat sehingga memengaruhi segala aktivitas hidup.

Dalam cerita tadi, kita dapat melihat bahwa kedua ibu muda tersebut menerima informasi dari sumber yang sama, sang peramal. Informasi-informasi tersebut kemudian masuk kedalam pikiran sadar (conscious mind) mereka. Selanjutnya, informasi-informasi ini bersemayam beberapa lama dan kemudian langsung diserap tanpa argumen oleh pikiran bawah sadar (subconscious mind) mereka hingga munculah suatu keyakinan dalam diri kedua ibu muda itu. Apa yang membedakan keduanya sehingga hasil akhir menjadi berbalik 180 derajat? Jawabannya sederhana, kuncinya terletak pada bagaimana kedua ibu muda ini mengendalikan pikiran bawah sadar dan sikap mereka terhadap informasi yang diterima.

Oleh karena itu, jika Anda dapat mengendalikan pikiran bawah sadar Anda maka kenyataan hidup yang pahit dapat dihindari. Dalam cerita tadi, pikiran bawah sadar manusia dapat mengubah prediksi menjadi kenyataan yang berbalik 180 derajat. Kesimpulannya, bukan ramalan yang menentukan apakah kita sukses atau tidak, melainkan sikap kita terhadap setiap keyakinan kita.

“All personal breakthroughs begin with a change in beliefs.” (Anthony Robbins)[i]

“When we do believe that we can achieve something, god will flow his power to our

blood. Then those powers will drive us to think, talk, and actin someway like we’ve

already achieved it.” (Imam Munadhi)(Sumber: Fight Like A Tiger – The Power Of Belief)


[i]

en_US